Monday, August 28, 2017

Dua Wanita Komprador Asing Tinggalkan Negerinya

Indonesian Free Press -- Bulan lalu Mantan PM Thailand Yingluck Shinawatra berjanji kepada para pendukungnya akan 'bertempur habis-habisan' di pengadilan atas dakwaan yang menjeratnya. Namun ternyata ia sudah pergi meninggalkan mereka dalam kebingungan, bahkan sebelum sidang dimulai.

"Kalian harus menunggu dan melihat sendiri. Saya akan menghadapi persidangan sampai akhir. Kita akan bertemu di sana," katanya kepada pendukungnya melalui The Bankok Post bulan lalu.

Hari Jumat kemarin (25 Agustus) adalah persidangan pertama kasus yang menjeratnya di Mahkamah Agung, namun ternyata ia sudah berada di luar negeri untuk menghindari risiko dipenjara selama 10 tahun. Sampai hari Minggu (27 Agustus) keberadaannya masih dalam misteri. Para pembantu dekatnya di Partai Pheu Thai mengaku tidak mengetahuinya kecuali bahwa ia telah mengirim surat ke pengadilan bahwa dirinya sedang sakit. Sejumlah media mengabarkan ia berada di Dubai dimana keluarga Shinawatra memiliki salah satu rumah mewahnya di luar negeri. Namun media-media lainnya menambahkan bahwa ia tengah berusaha mendapatkan suaka di Inggris.

Dan atas ketidak hadirannya itu, Yingluck diganjar hukuman denda $900.000 atau lebih dari Rp 12 miliar. Ia juga meninggalkan kekecewaan para pendukungnya yang ingin melihatnya berjuang di pengadilan.

“Madam, Anda harus bertempur sampai akhir. Mereka (regim) mengeluarkan surat perintah penangkapan dan mengumumkan akan menyita uang jaminan Anda sebesar 30 juta baht. Ini melukai hati saya,” tulis seorang pendukung setianya di jejaring sosial.


Yingluck adalah contoh pemimpin korup yang lebih mementingkan keuntugan pribadi, keluarga dan pendukung-pendukungnya dengan menjadi agen kepentingan asing. Ia dikudeta oleh militer negara itu tahun 2014 setelah diketahui berusaha melakukan langkah politik untuk membebaskan kakak kandungnya yang juga mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dari tuntutan hukum atas dugaan korupsi. Thaksin, mantan pemilik klub sepakbola terkenal Manchester City dan pemilik sejumlah rumah mewah dan pesawat jet pribadi itu sudah terlebih dahulu meninggalkan negaranya tahun 2006 setelah militer mengkudetanya dan mengancam menyeretnya ke pengadilan.

Kasus korupsi yang menjerat Yingluck adalah pembelian beras petani dengan harga di atas kewajaran yang merugikan keuangan negara hingga miliaran dollar. Tahun lalu pemerintah meminta Yingluck untuk mengganti kerugian sebesar $1 miliar untuk menghentikan kasusnya, namun Yingluck justru protes karena pemerintah telah menyita uangnya di bank ketika persidangan baru dimulai.

Pada hari yang sama Yingluck harus hadir dalam ruang sidang, pengadilan menetapkan hukuman bagi sejumlah orang yang terlibat dalam kejahatan Yingluck. Lima di antara mereka adalah pejabat dalam pemerintahan Yingluck yang divonis penjara 24 hingga 42 tahun.

Sementara itu, seperti dilaporkan The Panam Post, 22 Agustus, Jaksa Agung yang baru saja dipecat oleh parlemen Venezuela, Luisa Ortega Díaz, telajh berada di Amerika untuk mencari suaka setelah sebelumnya berada di Kolombia. Ia meninggalkan negerinya setelah polisi menggeledah rumahnya karena tuduhan korupsi. Polisi kemudian memamerkan barang-barang mewah yang ditemukan di rumahnya, seperti pakaian dan perhiasan, benda-benda seni dan anggur mahal.

Diaz meninggalkan negerinya dengan menggunakan kapal kecil yang berlayar menyusuri pantai Paraguaná menuju Pulau Aruba di Laut Karibia. Dari sini, ia diterbangkan ke Bogota, Kolombia, negara sekutu dekat Amerika yang terlibat konflik perbatasan dengan Venezuela.

Jadi, kapan Madam Ani mengikuti jejak mereka?(ca)

Sunday, August 27, 2017

Take A Beer !!!!!

PANGLIMA CYBER BANSER ITU TERNYATA LUKA' BIN LUKA'
Oleh : Moh Aflah ( si anak kampung)
Luka' itu dalam bahasa Arab artinya "budak" kemudian digunakan untuk orang bodoh dan tercela. Untuk orang laki-laki yang bodoh dikatakan luka' dan untuk wanita yang bodoh dikatakan laka'"
Kata tersebut seringkali digunakan dalam kata panggilan yang berarti orang hina. Ada yang mengatakan, artinya kotoran.
Hal itu karena orang tersebut bodoh, disamping bodoh ditambah fasik, orang yang mempunyai cela karena melanggar larangan Allah dan Rasulullah,.

Seperti orang-orang yang sering mencela dan mentertawakan orang yg menyampaikan agama atau berdakwah, dia meremehkan, merendahkan, memperolok-olok dan sebagainya.
Itu yang sering dilakukan oleh #permadi_arya, alias #abu_janda, panglima cyber banser. disamping orangnya sudah Fasik, juga mempunyai Hobby yang sulit dihilangkan, yaitu Hobby mencemooh, memperolok-olok dan merendahkan Ulama' istiqamah yg berjuang dan berdakwa demi agama.
Permadi arya, alias abu janda telah didapuk sebagai panglima cyber banser oleh oknum-oknum yg imbesil, pada esensinya dia hampir tak ada beda dengan luka' bin luka' sebab semua ciri-cirinya melekat pada jatidiri permadi arya alias abu janda
Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
لا تقوم الساعة حتى يكون أسعد الناس بالدنيا لكع بن لكع
Hari kiamat tidak terjadi hingga manusia yang paling bahagia di dunia ialah Luka' bin Luka'.
Hadits tersebut mempunyai hadits penguat dan menjadi shahih dengannya.
Kenapa orang Fasik berjiwa Munafik seperti permadi arya didapuk menjadi pemimpin (panglima cyber banser) oleh oknum-oknum yg imbesil didalam tubuh ormas islam di indonesia??
Jawabanya sangat Mudah, yaitu karena kita Hidup di ujung zaman yang sudah mulai menua, maksiat mearajelela tanpa merasa malu pelakunya.
Sabda baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
لا تقوم الساعة حتى يَسُود كل قبيلة منافقوها
Hari Kiamat tidak terjadi hingga orang-orang munafik setiap kabilah menjadi pemimpin di setiap kabilah.
Semoga menjadi bahan renungan

Saturday, August 26, 2017

Pelajaran dari Brazil dan Venezuela untuk Indonesia

Indonesian Free Press -- Pada tanggal 31 August 2016 Senat Brazil memecat Presiden Dilma Rousseff dari jabatannya. Ini hanya berselang kurang dari 9 bulan setelah pada tanggal 2 Desember 2015, Chamber of Deputies (Parlemen) Brazil menerima petisi pemecatan Rousseff menyusul adanya aksi-aksi demonstrasi menentang Rousseff karena tuduhan korupsi yang tidak pernah terbukti.

Padahal Rousseff adalah presiden yang populer, jauh lebih populer dibandingkan tokoh-tokoh lain dari kubu oposisi. Dan ia adalah kepala negara dan kepala pemerintahan dan panglima tertinggi angkatan bersenjata. Namun ia seolah tidak berdaya sama sekali melawan kampanye lawan-lawan politiknya.


Hal berbeda terjadi terjadi di Venezuela. Meski menghadapi tekanan bertubi-tubi, massif dan sistematis dari lawan-lawan politiknya yang didukung Amerika, Presiden Nicholas Maduro mampu bertahan. Ia kini bahkan berada di atas angin setelah parlemen yang dibentuk pada pendukungnya (Dewan Konstitusi) berhasil mengendalikan parlemen yang semula dikuasai kubu oposisi.

Baik Rousseff maupun Maduro adalah dua pemimpin Amerika Selatan yang tidak diinginkan oleh kekuatan modal dan politik neoliberalisme internasional yang berbasis di Amerika. Mereka tidak diinginkan karena berhasil membangun kekuatan politik dan ekonomi yang tidak bisa dikendalikan Amerika.

Namun, mengapa Rousseff tumbang dan Maduro bisa bertahan? Jawabannya adalah karena Rousseff tidak bisa memisahkan diri secara tegas dari para komprador neoliberalisme, sementara Maduro bisa.

Di era globalisasi seperti sekarang, memang sulit melepaskan diri dari jerat-jerat neoliberalisme. Para elit penguasa di hampir semua negara, hampir semuanya memiliki ketergantungan pada kekuatan modal dan politik Amerika dan negara-negara poros neoliberalisme internasional seperti Uni Eropa dan Jepang. Bahkan negara-negara yang tampak independen dari kekuatan Amerika seperti Iran, Rusia dan Cina, tidak seratus persen terbebas dari jangkauan kekuatan neoliberalisme internasional.

Sebagai contoh Iran, mayoritas elit penguasa negara ini ternyata terikat secara emosional karena pernah belajar di negara-negara barat dan tidak menutup kemungkinan para penguasa negeri ini telah menjadi kader neoliberalisme internasional. Keluarga pemimpin revolusi Ayatollah Hashemi Rafsanjani, Presiden Hassan Rouhani dan Menlu Javad Zarif dan lain-lainnya adalah didikan Barat. Bahkan pemimpin tertinggi revolusi Iran, Ayatollah Khomeini, selama belasan tahun tinggal di Eropa.

Tidak heran jika paska pilpres Iran tahun 2009, terutama dengan menggunakan tangan Hashemi Rafsanjani, neoliberalisme internasional bisa memobilisasi kekuatan untuk menggoncangkan dan nyaris menumbangkan pemerintahan Iran. Dan hingga kini pun, Iran masih dilanda 'perang dingin' antara kubu reformis pro-Barat dan kubu konservatif anti-Barat. Rafsanjani yang selama dan paska revolusi berteriak-teriak menuduh Amerika sebagai 'Setan', justru mengirimkan anak-anaknya belajar ke sana.

Jika Iran saja tidak bebas dari pengaruh kekuatan neoliberalisme, apalagi Brazil dan Venezuela. Dan kegagalan Pesiden Brazil Dilma Rousseff membendung kekuatan agen-agen neoliberalisme di negerinya dikarenakan ia dan mentornya yang juga pendahulunya, Presiden Da Silva, tidak pernah bernyali untuk memisahkan secara tegas kekuatan-kekuatan pro-neoliberalisme dengan kekuatan-kekuatan nasionalis yang mendukungnya. Dalam kondisi seperti itu, ia dan para pendukungnya sendiri tidak memiliki keyakinan diri untuk bertindak tegas.

Rousseff mustinya bisa menetapkan situasi darurat dan memerintahkan militer untuk menghentikan pemakzulan terhadap dirinya. Namun, ia juga tahu bahwa jika ia melakukan hal ini, militer bisa membangkang dan justru mengkudetanya. Sementara militer yang awalnya mungkin mendukungnya, juga ragu-ragu untuk menindak tegas para penentang presiden mengingat langkah itu bakal dikecam pers dan ditolak dunia internasional yang sepenuhnya dikuasai kekuatan neoliberalisme.

Hal yang berbeda terjadi di Venezuela. Ketika pendahulu dan mentor Presiden Maduro, Hugo Chavez, memegang tampuk kekuasaan tahun 1999, ia berhasil memisahkan secara tegas para pendukungnya dengan para agen neoliberalisme, sedemikian rupa sehingga para pendukungnya disebut juga sebagai kaum Bolivarians. Merujuk pada nama Simon Bolivar, pahlawan kemerdekaan negara-negara Amerika Selatan, Maduro dan para pendukungnya dikenal dengan semangat nasionalisme dan anti dominasi Amerika.

Apa yang dilakukan Chavez dan diwariskan kepada Maduro adalah mengembangkan retorika-retorika anti-Amerika, selain tentu saja memperkuat infrastruktur politik kekuasaan pendukung-pendukungnya. Salah satu hal yang terkenal yang dilakukan Chavez adalah dalam even Sidang Umum PBB September 2006. Di atas mimbar ia menyindir Presiden Amerika kala itu, George Bush.

"Kemarin, di mimbar ini berdiri setan yang bau belerangnya masih terasa sampai sekarang," kata Chavez sembari memanjatkan do'a pengusir setan.

"...Kerajaan Amerika tengah berusaha keras untuk mengkondolidasikan sistem dominasinya atas dunia. Dan kita tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kita tidak boleh membiarkan diktator dunia mengkonsolidasi the American empire is doing all it can to consolidate its system of domination. And we cannot allow them to do that. We cannot allow world dictatorship to be consolidated."

Dalam kondisi seperti ini Chavez dan Maduro bisa mendapatkan dukungan penuh dari para pendukungnya. Hal ini juga berpengaruh juga dengan dukungan penuh militer. Mereka merasa percaya diri untuk mendukung pemerintah saat situasi dibutuhkan karena merasa didukung juga oleh rakyat. Tidak heran, ketika Chavez dikudeta oleh sekelompok militer yang bekerjasama dengan politisi agen neoliberalisme pada tahun 2002, militer Venezuela membela Chavez dan mendudukkan kembali Chavez ke kursi kepresidenan. Tidak hanya itu, organ-organ negara seperti Pengadilan pun menjadi percaya diri untuk menjadi pendukung pemerintah.

Bila Chavez harus mengalami pengalaman dikudeta militer, apa yang dialami penerusnya, Nicholas Maduro oleh tindakan-tindakan para pendukung neoliberalisme tidak kalah keras. Ia mengalami kudeta konstitusi ketika parlemen yang dikuasai kubu oposisi melakukan pemakzulan terhadapnya. Upaya ini berhasil digagalkan oleh Mahkamah Agung, yang bersama militer telah menjadi pendukung regim Maduro.

Gagal dengan upaya konstitusional, lawan-lawan Maduro yang didukung Amerika pun melancarkan gelombang aksi demonstrasi anarkis hingga konspirasi menciptakan kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok untuk mendorong kerusuhan massal. Tidak hanya itu, juga terjadi aksi serangan bersenjata ke Gedung Mahkamah Agung oleh sekelompok polisi agen asing dan disusul kemudian oleh percobaan pemberontakan oleh sekelompok kecil militer di sebuah pangkalan militer di daerah.

Ketika Maduro semakin terdesak dan tampak seperti tidak bisa ditolong lagi, ia hanya melakukan satu langkah kecil namun strategis. Ia hanya mengeluarkan Dekrit pembentukan Dewan Konstitusi dan dengan cepat berhasil membalikkan keadaan.


Bagaimana Indonesia?
Hanya sedikit negara yang bisa bertahan dari serangan proksi (agen) neoliberalisme internasional. Selain Iran dan Rusia, hanya Venezuela yang mampu. Yang lain bertumbangan seperti rumah kardus. Dimulai dengan runtuhnya Uni Sovyet dan berdirinya negara-negara Eropa Timur eks Pakta Warswa, tumbangnya regim Orde Baru di Indonesia tahun 1998, fenomena Arab Springs tahun 2009-2015, tumbangnya regim Victor Yanukovich di Ukraina tahun 2014 dan terakhir tumbangnya Dilma Rousseff. Padahal dibandingkan Maduro, Dilma Rousseff menikmati dukungan publik yang lebih besar. Ia terpilih dengan margin di atas 60%, Maduro hanya 50% lebih sedikit. Tapi Maduro bisa bertahan, sementara Dilma jatuh.

Lalu, bagaimana dengan INdonesia?

Kondisi Indonesia, dalam konteks neoliberalisme internasional, termasuk cukup parah. Saking kuatnya, regim neoliberalisme yang sedang berkuasa cukup percaya diri untuk mengangkat seorang warga negara Amerika sebagai menteri di bidang yang sangat strategis. Setelah diprotes publik ramai-ramai, jabatan itu dicabut, namun dikembalikan lagi setelah kondisi agak tenang. Dan berbeda dengan Brazil maupun Venezuela, Indonesia diserang oleh dua kelompok proksi neoliberalisme internasional, yaitu Cina dan Amerika.

Namun INdonesia adalah bangsa yang sangat istimewa, yang menjadi pelopor gerakan kemanusiaan pada berbagai massa. Sejarah bangsa ini juga mampu memisahkan secara tegas kelompok-kelompok nasionalis dan opportunis proksi neoliberalisme asing. Dan inilah yang menjadi titik lemah kekuatan neoliberalisme.

Berbagai upaya yang dilakukan untuk mengisolir dan memarginalkan kelompok-kelompok anti-neoliberalisme asing yang diwakili oleh orang-orang Islam dan kaum nasionalis, justru mengalienasi dan mengasingkan para pendukung neoliberalisme dari rakyat. Pada akhirnya kelak, para pendukung neoliberalisme Indonesia akan terdepak dari panggung kekuasaan, seperti buih di atas ombak. Insya Allah.(ca)


Serangan Asimetris di Tanah Pasundan

Oleh: Hendrajit*

Indonesian Free Press -- Mega proyek kota baru seperti Meikarta, LIPPO Karawaci, dan sebagainya, sejatinya merupakan jalur sejarah perlawanan sultan agung terhadap VOC Belanda ke Batavia. Jadi sesungguhnya ini adalah penghancuran budaya nusantara dan ingatan kolektif bangsa atas nama pembangunan ekonomi dan modernisasi.

Karawang dulu adalah daerah kekuasaan Pajajaran... Karawang sdh dikenal luas krn merupakan daerah perlintasan antara kekuasaan pajajaran di pakuan (bogor) dan Galuh Ciamis. Setelah pajajaran runtuh Karawang di bawah kekuasaan kerajaan SumedangLarang yang meliputi Karawang, Bekasi, purwakarta, subang.


Saat masa kekuasaan Mataram Islam... karawang menjadi kabupaten di mana bupati nya yg terkenal Raden Singaperbngsa.

Saat Sultan Agung ingin menyerang VOC di Batavia... pasukan mataram berhenti di Karawang untuk menyiapkan logistik yaitu dengan membuka persawahan. Itulah kenapa Karawang akhirnya dikenal sebgai Lumbung Padi Jawa Barat.

Bukan hanya itu, banyak tentara mataram yg tidak kembali ke mataram tetapi hidup turun temurun di Karawang. Saat penyerbuan batavia, pasukan mataram diperkuat pasukan dari priangan, madura, bali bahkan bugis.

Pasukan via laut dipimpin oleh tumenggung bahureksa sedangkan pasukan via darat dari priangan dipimpin adipati Ukur. Mereka bertemu di Karawang sebelum menyerang batavia.

Dalam kekinian... daerah bekasi cikarang karawang adalah jalur sejarah perlawanan terhadap VOC. Penduduk yg tinggal di sana dulunya adalah sisa2 prajurit gabungan mataram. Dan penduduk asli di situ sekarang adalah keturunan prajurit2 yg melawan VOC.

Kekinian Bekasi sekarang adalah pembangunan perumahan oleh Sumarecon. Cikarang ada Meikarta Lippo. Karawang ada Grand Taruma dan Taruma City nya Podomoro.***


Hendrajit, Global Review Institute, dicopas dari status Facebook-nya.

Friday, August 25, 2017

Indonesia Beli 11 Sukhoi dengan Komoditas Senilai $1,14 Miliar

Indonesian Free Press -- Indonesia dikabarkan akan membeli 11 pesawat tempur Sukhoi senilai $1,14 Miliar dengan sebagian pembayarannya menggunakan komoditas pertanian. Demikian laporan Veterans Today, kemarin (24 Agustus).

"Negara Asia Tenggara ini telah menjanjikan akan mengirimkan komoditi-komoditi senilai $570 juta sebagai tambahan pembayaran kas untuk jet-jet Suhkoi SU-35, yang direncanakan akan dikirimkan dalam beberapa tahap selama dua tahun," tulis Veterans Today.


Mengutip keterangan Mendag Indonesia Enggartiasto Lukita dalam pernyataan bersama Menhan Ryamizard Ryacudu rincian tentang jenis komoditi dan jumlahnya masih dalam perundingan kedua negara. Namun Lukita telah menyebutkan di antaranya adalah minyak sawit, teh dan kopi.

Kesepakatan tersebut diharapkan segera ditandatangani oleh BUMN Indonesia PT Perusahaan Perdangangan Indonesia dan BUMN Rusia Rostec. Rusia seperti diketahui saat ini tengah menghadapi sanksi Amerika.

Transaksi ini, sebut Veterans Today, bisa mengatsi masalah Indonesia yang memiliki masalah serius dalam pengadaan peralatan militernya yang sudah uzur. Bagi INdonesia, transaksi ini juga memberikan alternatif bagi pemasaran produk minyak sawitnya yang tengah menghadapi ancaman dari Uni Eropa.

Tahun lalu Indonesia memiliki surplus perdagangan senilai $411 juta dari Rusia. Indonesia berharap bisa meningkatkan perdagangan dan kerjasama di berbagai bidang dengan Rusia, termasuk pariwisata, pendidikan, energi, teknologi dan industri penerbangan.(ca)

SARACEN...

Indonesian Free Press -- Saya lagi kecanduan nonton MetroTV .. Dari semalam gencar banget bahas species baru bernama SARACEN.. Eh Pas nyetel pagi ini si MetroTV lagi bedah Editorial di Prime Time dengan balutan berita dan wawancara Paulus Wirutomo.

Ada yang tahu si Paulus ini siapa?? Mungkin kalian tahu kan dari namanya saja sudah tahu arahnya terlebih lagi yang nyiarin adalah MetroTV.

Bisa-bisanya pula nih makhluk SARACEN lengkap dengan struktur organisasi, emang perusahaan cong?


Coba lihat pelakunya pasti berhijab... apalagi pesan yang disampaikan kalo bukan bahwa muslim itu pemecah-belah bangsa... entah isinya orang mana tetapi aksesoris jilbab dikonotasikan pelakunya. Ingat kan rame-rame dulu yang dukung si Anu juga berjilbab.

Tiba-tiba teringat kasus Obor Rakyat? Dulu mereka pun menuduh kita di balik itu. Tapi ternyata, belakangan kok pimpinan Obor Rakyat justru diangkat jadi orang penting. Aneh, kan?"

Dia bermain, dia yang teriak, buat framing di MetroTV lalu dituduhkan kepada pihak seberang, dan siapapun yg mengkritik maka akan dikaitkan dengan Saracen. Coba lihat saja sehari ini... Semua orang yang suka mengkritik pemerintahan Jokowi, mereka akan hubung-hubungkan dengan Saracen, seolah-olah kita semua adalah anggota Saracen."

Lebih aneh lagi ketika saya tahu, bahwa para pengurus Saracen katanya diringkus oleh polisi. Tapi website-nya (yang saya temukan dari hasil googling tadi pagi) ternyata masih aktif dan masih update dengan berita-berita terbaru.

Sepertinya sedang ada KONSPIRASI BESAR untuk menuduh kita semua yang mengkritik pemerintah sebagai anggota Saracen. Padahal kenal juga kagak. Kalo sama Sarasechan sih tahu banget ...

Coba lihat Netizen seberang sana, mereka aman banget fitnah dan lempar hoax kepada pihak yang dianggap musuh pemerintah. Mereka dikasih panggung-panggung kehormatan dan jadi pembicara2 TOP dengan modal bacot tanpa ilmu.. kalo mereka pinter agamanya kan sudah jadi penceramah tersohor atau kalo sekelas Doktor kan bisa jadi keynote speaker di seminar-seminar, lha si Abu Janda dkk emang punya ilmu apa??

Ini adalah langkah terakhir keputusasaan setelah semua stasiun Televisi dikuasai, tinggal Medsos yang belum bisa dikendalikan. Maka menakut-nakuti dengan framing media dan pidana adalah solusi. Mendekati 2019 makin panas ya?

Ngomong-ngomong...
MCA ketuanya siapa??




Keterangan: Dicopas dari Agus Santoso

DIADU DOMBA NIH YEEE...!!!

Oleh: Apiek danken

Indonesian Free Press -- Kayaknya korban adu domba ada yg mulai sadar nih.
Selama ini generasi muda NU dihasut dan diprovokasi untuk melawan saudaranya sendiri bahkan termasuk juga saudara dari kalangan Nahdliyin yg berbeda pandangan.
Kenyataannya...

Siapapun yg berlawanan dengan penguasa, langsung dituduh sebagai wahabi, pentol korek, sumbu pendek dan anti NKRI.

Kalian merasa sedang melakukan pertempuran suci melawan wahabi?

Apa kalian nggak sadar?


Kalo penguasa memang niat cari solusi, sudah dari dulu perdebatan aswaja wahabi dicarikan solusi.
Apa penguasa sedemikian lemahnya terhadap wahabi sampai sampai harus kalian yg selalu menghadapi?

Mikir nggak?

Kita ngotot saling debat sendiri.

Tau tau listrik naik, petani gula terdzolimi, mahasiswa diharuskan punya NPWP dan BANYAK LAGI KEJADIAN DI RAKYAT KECIL YG SELAMA INI KALIAN TAK MAU PEDULI.
Dengan FDS sekarang kalian merasa sendiri.

Atau, bisa jadi juga memang kalianlah yg memilih untuk sendiri.
Tapi kalau kau mau introspeksi ....
Di mana ABU JANDA?
Di mana DENI SIREGAR?
Di mana NUSRON?
Di mana Nuril?
Di mana Domba2 buta tukang penyebar fitnah dan pengedit photo2 ulama habaib..??
Di mana mereka mereka yg membawa nama NU, dan sering mengajak kalian meneriakkan kemarahan terhadap kami?
Bukan cuma kalian yg cinta NKRI

Solo, 25 agustus 2017



Dicopas dari status Facebook Moh. Anwar Kholiq

Kebijakan Jonan yang merugikan PGN dengan notabene sebagai BUMN, lalu memilih untuk menguntungkan perusahaan asing, menyebabkan keprihatinan bagi Marwan, bagaimana tidak? Selama ini PT PGN sebagai BUMN menjadi tumpuan untuk membangun infrastruktur gas. Melalui kuasa pemerintah, perusahaan itu ditugaskan membangun jaringan gas untuk mendukung program pemerintah.

Namun pada saat pembicaraan harga, pemerintah malah memaksa PGN agar merubah kontrak yang telah disepakati secara B to B jauh hari sebelumnya hanya untuk memberikan keuntungan yang lebih baik pada Conocophillip. Yang lebih mengherankan, tidak ada alasan logis yang mengharuskan harga itu dinaikkan, karena pada faktanya Conocophillip tidak melakukan pengembangan lapangan.

“PGN dibuat rugi demi Conocophillips, sementara PGN itu membangun jaringan transmisi dan jaringan distribusi, kalau gini (harga beli dinaikkan) dari mana PGN dapat uang dan bagaimana dia mengembangkan jaringan gas ke depan? Kalau dia tidak dikasih kesempatan justru yang dikasih kesempatan Conocophillip. Nah ini Jonan bekerja untuk siapa ini Jonan?” Pungkas Marwan.

Terbongkar, Komplotan Saracen Dipakai Ahok di Pilkada DKI

Indonesian Free Press -- Komplotan Saracen yang kini tengah menjadi pemberitaan media nasional, diduga kuta turut terlibat dalam pilkada DKI lalu di pihak Ahok.

Sebagaimana dilaporkan situs Suara Nasional, 24 Agustus, Komplotan Saracen (IST) yang suka menyebarkan isu SARA dan adu domba yang telah ditangkap kepolisian, pernah dipakai konsultan politik di Pilkada DKI Jakarta serta kalah jagoannya.

“Desas-desus sebuah konsultan politik membayar orang hidupkan isu SARA agar jagoannya menang di Pilkada DKI dan Jabar. Di DKI sudah keok,” tulis mantan Staf Khusus era Presiden SBY, Andi Arief di akun Twitter @andiarief_
Konsultan politik yang mana yang dimaksud Andi Arief? “Polisi tentu punya informasi banyak soal lembaga konsultan politik yang sudah jauh hari sebelum Pilkada DKI membayar orang mainkan isu SARA,” tulis @andiarief_. @andiarief__ menulis: “Saya sudah mendengar lama lembaga konsultan politik C (Charta Politica?) yang membayar orang untuk memainkan isu SARA agar isu toleransi memenangkan jagonya.”

Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Faril Imran mengatakan, kelompok Saracen adalah buzzer yang dibayar untuk menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) bernuansa SARA hingga berita hoax. Mereka memiliki pengikut hingga ratusan ribu akun. Fadil mengatakan motif kelompok tersebut adalah untuk kepentingan ekonomi. Mereka dibayar oleh pemesan untuk menyebarkan berita-berita bohong hingga ujaran kebencian bernuansa SARA yang berpotensi menimbulkan konflik sosial.

Tulisan asli silakan klik di sini:

Wednesday, August 23, 2017

Jabar, Perjudian Tingkat Tinggi

Indonesian Free Press -- Ring jakarta mereka gagal, ring banten mereka gagal, satu2nya dan terakhir ring jabar.

Mereka akan habis2an keluarkan dana untuk jabar.

Jika jabar mereka kalah, hampir dipastikan dana mereka habis, di saat itulah, kita habisi mereka dengan ekonomi rakyat.
Sampai mereka benar2 lapar dan mati.

Selanjutnya perlu waktu lama bagi mereka untuk menghimpun kekuatan lagi.

Bahkan bisa jadi kekuatan yang tersisa mereka menyerah, khusus dari tiongkok mereka akan pergi kabur terbirit2 ke tiongkok pulang, sedangkan 9 tikus mungkin akan bangkrut dan babak belur.

Bisa jadi mereka akan bunuh diri atau melebur dengan rakyat pribumi.


Ada kelemahan2 mereka yang saya amati selama saya menggeluti dunia bisnis dan mengenal sepak terjang mereka...
1. Mereka tidak tahan lapar. Karena itu buatlah mereka kelaparan.

2. Mereka mudah panik dan tidak siap miskin, bagi ajaran tionghoa, miskin adalah terhina dan aib bagi keluarga. Apalagi wanita2 tionghoa dalam masalah rezeki cukup menyeramkan bagi para suami2 mereka.

3. Mereka tidak tahan berpayah2 berpanas2 berhujan2 dengan cuaca. Karena terbiasa hidup di ruangan tertutup.

4. Mereka mudah stress dan pelarian mereka minuman keras mabuk2an dan perempuan.

5. Mereka masih takut dengan TNI, karena idealisme TNI yang cinta tanah air dan tokoh sudirman yang melekat kuat dalam jiwa TNI membuat mereka masih takut terhadap TNI, kecuali sebagian kecil TNI yang pengkhianat.

saya uraikan sebagai kiasan, saya yakin semua mampu menterjemahkan maksud saya.
Satu lagi,

6. Mereka tidak terbiasa tak ada rotan akar pun jadi. Segala sesuatu harus ada dgn cara menghitung atau merampok atau menipu.

Tidak ada kamus gerilya dalam hidup mereka.
Nambah lagi..

7. Diantara mereka sesungguhnya ada perang dingin, mereka bermusuhan dan bersaing satu sama lain, apalagi kalo bukan urusan rebut2an rezeki.

Lihat saja HTS dan BCP tidak bersatu.

Di bogor, lippo panik sekali akhir2 ini, mereka bikin mall berdekatan jaraknya, dan sepi pembeli. Dimana2 renovasi matahari dan sepi pembeli. Mereka sedang panik.
Dan orang panik akan mudah kita kalahkan.

Di sini tertulis lippo pun punya banyak musuh yang satu agama dan satu etnis dengan mereka, kita bisa rangkul keluarga atau keturunan mereka yang masih hidup untuk melampiaskan amarahnya karena salah satu anggota keluarga mereka dibunuh oleh lippo.

Dompet 9 tikus sudah habis terkuras di DKI. Untuk jabar mereka akan jor2an mengeluarkan seluruh isi dompet mereka.
Karena banyak kantor2 pusat, pabrik2, bank2, property2, dan mesin2 uang mereka di jabar.

Jika Alloh SWT berkehendak mereka kalah di jabar, semoga mungkin perkiraan saya, mereka selanjutnya benar2 kapok dan trauma tidak akan pernah lagi sedikitpun mencoba untuk berpikir menguasai Indonesia.

Aamiiiin YRA.
Daan selanjutnya...
Setelah jika mereka di jabar kalah, mereka kehabisan energi untuk pemenangan sang kodok RI 1.

Akhirnya Sang Kodok akan dibiarkan hancur dengan sendirinya tanpa suapan lagi dari mereka.

Sesungguhnya 9 tikus itu belum mendapatkan apapun sampai sekarang setelah sejumlah dana mereka terkuras untuk pemenangan kampanye JW dan BCP.

Terlihat di mata BCP sebenarnya yang dia takutkan adalah 9 tikus itu. BCP sama sekali tidak takut habib rizieq dan FPI.
BCP takut gagal melaksanakan titipan 9 tikus.

Namun sekarang BCP sedikit tenang dipenjara dilindungi aparat rumah tahanan. Setidaknya dia merasa aman dari kemarahan 9 tikus karena dia telah gagal menghancurkan rencana2 9 tikus
Pada dasarnya BCP telah gagal mewujudkan mimpi china dan 9 tikus menguasai Indonesia.

Sekarang yang tersisa tinggal jabar dan RI 1.

Seperti BCP, JW pun menuju ke ambang kegagalan.

JW sendiri pun belum membalas baik budi maupun rezeki apapun kepada 9 tikus yang telah berjasa untuk pemenangan JW. Makanya JW terlihat kurus dan stress. Mirip sekutunya, JW pun sesungguhnya takut kepada 9 tikus, karena banyak proyek2 9 tikus mangkrak dan berjalan di tempat. JW tidak takut sama sekali kepada MS ataupun oposisi.

2 tahun ke depan ini memang perjuangan luar biasa untuk kita yang sangat mencintai NKRI bebas dari penjajahan apa pun.***


Dicopas dari statut Facebook Mardanus Dody