Berita Terupdate ~ Vape pada awalnya diciptakan di Cina pada tahun 2003 oleh seorang apoteker untuk mengurangi asap rokok. Vape terdiri dari sebuah baterai, sebuah ‘cartridge’ yang berisi cairan, dan sebuah elemen pemanas berupa lilitan kawat yang dialiri oleh listrik, untuk menghasilkan panas dan uap air, yang akan memberikan sensasi seperti merokok. Bahan cairan adalah Vegetable Glycerine yang agak kental dan sedikit manis, Propylin Glicol yang berfungsi sebagai penguat rasa, Flavour Essence atau aneka perasa yang memberi rasa pada asap, dan nikotin cair seperti pada rokok. Cara ini atau ‘vaping‘ telah menjadi populer dalam empat tahun terakhir, sehingga hanya terdapat beberapa penelitian tentang risiko kesehatan dan data efek jangka panjang tidak diketahui.
vape mengandung zat berbahaya seperti Tobacco Specific Nitrosamines, Diethylene Glycol dan karbon monoksida. Selain itu, penggunaan vape dapat meningkatkan kadar nikotin dalam plasma darah secara signifikan setelah lima menit penggunaannya. Tidak hanya itu, vape juga meningkatkan kadar karbon monoksida dalam plasma dan frekuensi nadi secara signifikan, bahkan memiliki efek akut pada paru seperti pada rokok tembakau, yaitu kadar nitrit oksida udara ekshalasi menurun dan tahanan jalan napas meningkat signifikan.
WHO tidak merekomendasikan penggunaan segala bentuk nikotin bagi bukan perokok, anak dan wanita hamil. Pada pertemuan di Moskow pada bulan Oktober 2013 yang membahas Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC), telah dirumuskan aturan tentang vape.
0 comments:
Post a Comment