Indonesian Free Press -- Persis dengan perkiraan blog ini bahwa fenomena kemunculan Donald Trump sebagai presiden Amerika hanyalah sebuah tipuan untuk mengelabuhi publik Amerika yang sudah bosan dengan neoliberalisme, penasihat senior Donald Trump, Stephen K. Bannon pun akhirnya menyadari hal itu.
Dalam pernyataannya usai mengajukan pengunduran diri sebagai Pejabat Gedung Putih, Bannon mengatakan bahwa kepresidenan Donald Trump seperti yang diperjuangkannya telah berakhir. Kepemimpinan Donald Trump telah menyimpang dari yang diperjuangkannya.
"Kepresidenan Trump yang kami perjuangkan dan menangkan, kini telah berakhir," kata Bannon, Jumat (18 Agustus), setelah mengkonfirmasi pengunduran dirinya sebagaimana dilansir The Weekly Standard.
Stephen K. Bannon berhasil membangun imej Trump sebagai sosok yang nationalis-populis. Hal ini mampu menarik dukungan publik Amerika yang sudah muak dengan model pemerintahan neo-liberalisme yang telah mengantar Amerika ke dalam berbagai konflik bersenjata di dunia yang tidak memberikan kesejahteraan apapun bagi rakyat.
Namun, langkah-langkah Trump setelah terpilih justru bertentangan dengan imej tersebut. Dalam waktu beberapa bulan saja Trump sudah melibatkan militer Amerika secara langsung dalam konflik di Suriah dengan melancarkan serangan rudal jelajah terhadap pasukan Suriah. Padahal regim sebelumnya yang dituduh Trump sebagai 'gila perang', justru tidak pernah melibatkan Amerika secara langsung dalam konflik itu.
Dan kini, Amerika juga tengah terlibat ketegangan dengan Korea Utara. Sementara hubungan dengan Iran, Cina dan Rusia juga tidak semakin membaik. Terkait Iran, kesepakatan internasional tentang program nuklir Iran yang ditandatangani Amerika juga terancam hancur setelah Amerika memperpanjang sanksi kepada Iran.
“Pemerintahan ini akan berbeda, dan akan terjadi banyak pertempuran. Akan ada hari-hari baik dan hari-hari buruk, namun pemerintahan Trump telah berakhir,” tambah Bannon dalam keterangannya kepada wartawan.
Bannon mengatakan bahwa setelah tidak lagi berada di lingkar kekuasaan, ia akan kembali ke Breitbart, 'media enterprise' yang memperjuangkan nilai-nilai konservatifme Amerika dimana ia bekerja sebelum ditarik Donald Trump sebagai penasihat kampanyenya pada Agustus 2016.
Weekly Standard menyebutkan bahwa setelah pelantikan Trump, Bannon disingkirkan oleh pembantu-pembantu dekat Trump lainnya, terutama putrinya Ivanka, juga menantunya yang juga suami Ivanka, Jared. Bannon pernah menyebut keduanya sebagai globalis dan liberalis. Standard juga menyebut bahwa Donald Trump merasa iri dengan popularitas yang diperoleh Bannon setelah kemenangan Trump. Wajah Bannon, misalnya, menjadi cover di majalah Time.
Bannon mengatakan bahwa pengunduran dirinya adalah bersifat sukarela dan sengaja dipilih waktunya tepat setahun setelah ia bergabung dengan Trump, yaitu tanggal 14 Agustus. Ia mengungkapkan telah menyampaikan pengunduran dirinya langsung ke Trump.(ca)
Dalam pernyataannya usai mengajukan pengunduran diri sebagai Pejabat Gedung Putih, Bannon mengatakan bahwa kepresidenan Donald Trump seperti yang diperjuangkannya telah berakhir. Kepemimpinan Donald Trump telah menyimpang dari yang diperjuangkannya.
"Kepresidenan Trump yang kami perjuangkan dan menangkan, kini telah berakhir," kata Bannon, Jumat (18 Agustus), setelah mengkonfirmasi pengunduran dirinya sebagaimana dilansir The Weekly Standard.
Stephen K. Bannon berhasil membangun imej Trump sebagai sosok yang nationalis-populis. Hal ini mampu menarik dukungan publik Amerika yang sudah muak dengan model pemerintahan neo-liberalisme yang telah mengantar Amerika ke dalam berbagai konflik bersenjata di dunia yang tidak memberikan kesejahteraan apapun bagi rakyat.
Namun, langkah-langkah Trump setelah terpilih justru bertentangan dengan imej tersebut. Dalam waktu beberapa bulan saja Trump sudah melibatkan militer Amerika secara langsung dalam konflik di Suriah dengan melancarkan serangan rudal jelajah terhadap pasukan Suriah. Padahal regim sebelumnya yang dituduh Trump sebagai 'gila perang', justru tidak pernah melibatkan Amerika secara langsung dalam konflik itu.
Dan kini, Amerika juga tengah terlibat ketegangan dengan Korea Utara. Sementara hubungan dengan Iran, Cina dan Rusia juga tidak semakin membaik. Terkait Iran, kesepakatan internasional tentang program nuklir Iran yang ditandatangani Amerika juga terancam hancur setelah Amerika memperpanjang sanksi kepada Iran.
“Pemerintahan ini akan berbeda, dan akan terjadi banyak pertempuran. Akan ada hari-hari baik dan hari-hari buruk, namun pemerintahan Trump telah berakhir,” tambah Bannon dalam keterangannya kepada wartawan.
Bannon mengatakan bahwa setelah tidak lagi berada di lingkar kekuasaan, ia akan kembali ke Breitbart, 'media enterprise' yang memperjuangkan nilai-nilai konservatifme Amerika dimana ia bekerja sebelum ditarik Donald Trump sebagai penasihat kampanyenya pada Agustus 2016.
Weekly Standard menyebutkan bahwa setelah pelantikan Trump, Bannon disingkirkan oleh pembantu-pembantu dekat Trump lainnya, terutama putrinya Ivanka, juga menantunya yang juga suami Ivanka, Jared. Bannon pernah menyebut keduanya sebagai globalis dan liberalis. Standard juga menyebut bahwa Donald Trump merasa iri dengan popularitas yang diperoleh Bannon setelah kemenangan Trump. Wajah Bannon, misalnya, menjadi cover di majalah Time.
Bannon mengatakan bahwa pengunduran dirinya adalah bersifat sukarela dan sengaja dipilih waktunya tepat setahun setelah ia bergabung dengan Trump, yaitu tanggal 14 Agustus. Ia mengungkapkan telah menyampaikan pengunduran dirinya langsung ke Trump.(ca)
0 comments:
Post a Comment